Rabu, 21 Desember 2011

Meningkatkan kinerja komputer dengan Overclocking

BAB I
PENDAHULUAN
Istilah Overcloking mengacu pada upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja suatu sistem komputer tanpa mengganti komponen-komponen utamanya. Overclocking biasanya dilakukan untukuk mendapatkan performa maksimal dengan biaya yang relatif minimal. Jadi misalnya kita punya processor dengan clock speed 1.8 GHz kita overclocking menjadi 2.5 GHz maka kinerjanya kurang lebih akan menyamai processor yamg standard clock speednya 2.5 GHz dari keluarga yang sama. Singkatnya, beli processor 1.8 GHz di overclocking menjadi processor 2.5 GHz. Komponen yang sering di overclocking adalah processor, VGA dan memori.
Selain tujuan overclocking tersebut diatas, ada juga yang melakukan overclocking hanya untukuk sekedar hobby atau bahkan lomba. Dan, memang bagi yang gemar, mengutak-utik komponen komputer bisa menjadi kegiatan yang mengasyikkan.
Apakah Semua Komponen Bisa Di Overclocking?
Pada dasarnya semua komponen utama (processor, VGA dan memori) bisa ditingkatkan kinerjanya. Tentu saja ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar komponen tersebut bisa di overclocking. Syarat utamanya adalah komponen tipe tersebut memang bisa di overclocking. Syarat lainnya adalah motherboardnya cukup mendukung overclocking. Biasanya overclocking untuk processor dan memori dilakukan melalui pengaturan besaran beberapa parameter di BIOS. Namun ada beberapa tipe motherboard yang BIOS nya tidak memiliki atau minim pilihan parameter, kalau sudah begini tentu saja sangat sulit melakukan overclocking. Ada juga motherboard (karena kualitas komponen dan designnya) yang memang dukungan overclocking nya relatif rendah.
Overclocking processor yang paling sering dilakukan dan memang relatif paling mudah. Salah satu kendala dalam overclocking adalah faktor temperatur. Semakin cepat clock speed maka panas yang ditimbulkan juga semakin tinggi. Pada titik tertentu, kipas pendingin standard sudah tidak mampu mengatasi sehingga harus digunakan kipas pendingin yang lebih bagus atau bahkan sistem pendingin menggunakan air, freon dan dry ice! Biasanya ini diperlukan pada overclocking yang ekstrim yang dipakai untuk eksperimen atau lomba. Dalam pemakaian sehari-hari tentu saja sangat tidak praktis dan berlebihan. Ibarat naik mobil balap ke kantor.
Overclocking Pada Processor
Processor di overclocking dengan menaikkan bus speednya. Kecepatan processor pada dasarnya adalah bus speed dikalikan dengan multipliernya. Kecuali pada processor edisi khusus (yang memang diperuntukukkan bagi para overcloker), multiplier processor sudah terkunci pada suatu angka. kita tidak bisa menaikkan angka ini (tapi biasanya bisa diturunkan). Satu-satunya cara menaikkan clock speednya adalah dengan menaikkan bus speednya.
Contohnya: Intel C2D E6550, bus speed defaultnya 333 MHz dengan multiplier x7. Artinya clock speed default adalah 333 MHz x 7 = 2.333 MHz. Kalau bus speednya kita rubah jadi 400 (misalnya), maka clock speednya akan menjadi 400 MHz x 7 = 2.800 MHz. Sederhana sekali kan.
Tapi harus diingat, dengan bus speed 400 MHz maka memorinya akan bekerja pada DDR 800 MHz. Kalau kita masih pakai memori DDR2 667 MHz, ini akan bisa jadi masalah pada ketidakstabilan sistem atau bahkan sistem gagal boot. Supaya semua lancar maka memori yang dipakai sebaiknya DDR2 800 MHz. Jadi kalau pada kondisi default (333 MHz) sebetulnya memori DDR2 667 MHz sudah memadai, tapi begitu processor di overclocking maka memorinya juga harus mampu mengimbangi kecepatan tersebut. Makanya ada beberapa produsen yang menyediakan memori khusus untuk overclocking (dengan harga lebih mahal tentu saja), dimana memori tersebut masih mampu diajak lari jauh di atas kecepatan defaultnya.
Selain masalah panas, pada clock speed tertentu processor juga butuh tegangan yang lebih tinggi supaya kerjanya stabil. Tegangan processor (atau biasa disebut Vcore) standard biasanya berkisar antara 1.2 – 1.5 Volt tergantung pada jenis processornya. Vcore bisa kita rubah dari BIOS (pada motherboard yang menyediakan fitur ini). Hati-hati merubah Vcore, kalau diluar batas toleransinya maka bisa menyebabkan komponen tewas seketika. Untuk overclocker pemula disarankan menjauhi yang namanya Vcore.
Overclocking Pada VGA
Dasarnya sama dengan processor, GPU core dari VGA juga bisa kita naikkan kecepatannya. Bedanya GPU core tidak ada multipliernya dan merubahnya tidak bisa dari BIOS. Ada aplikasi khusus untukuk itu. Kecepatan memori VGA juga bisa kita pacu lewat aplikasi khusus tadi. Kendalanya sama, panas yang ditimbulkan. Solusinya sama pula, ganti kipas pendinginnya. Untuk para gamer, ada baiknya mengerti sedikit soal overclocking VGA supaya apabila dibutuhkan oleh game yang dimainkan, VGA nya bisa di overclocking tanpa perlu ganti VGA.
BAB II
MENINGKATKAN KECEPATAN PC DENGAN “TEKNIK OVERCLOCKING”
Overclocking bukanlah istilah teknis yang resmi, overclocking merupakan istilah populer komputer dalam bahasa Inggris. Overclocking terdiri atas 2 kata utama yaitu ” over ” dan ” clock ” .
Over ” dalam kamus bahasa Inggris berarti “di atas” atau “melampaui”, sedangkan ” clock ” menyatakan clock crystal yang mengontrol kecepatan processor. Maka overclock berarti melampaui kecepatan clock.
Secara lengkap istilah overclocking processor berarti mengoperasikan processor pada kecepatan melampaui kecepatan standar. Jika ada overclock maka juga ada istilah underclock , underclock memiliki arti yang berlawanan dengan overclock , yaitu mengoperasikan processor pada kecepatan yang lebih rendah. Tidak ada manfaat yang dapat diperoleh dari underclock , maka dapat dipastikan tidak ada user yang melakukan underclock terhadap processor komputernya.
Overclocking adalah upaya yang dilakukan dengan tujuan memaksimalkan atau meningkatkan kecepatan kinerja sistem komputer dengan cara meningkatkan multiplier atau bus speed .
Dengan meningkatkan multiplier atau bus speed atau keduanya akan menghasilkan CPU clock speed yang lebih tinggi, dengan naiknya CPU clock speed maka kecepatan kerja processor juga meningkat. Selain itu dalam overclocking perlu dicapai suatu sistem komputer yang tetap stabil dan aman dalam arti tidak mengalami crash atau hang saat digunakan.
Jawaban utama mengapa overclocking dilakukan adalah untukuk mendapatkan peningkatan kecepatan kerja processor, tetapi ada beberapa alasan yang lebih spesifik, antara lain:
  • Memperoleh peningkatan kecepatan kinerja sistem komputer secara permanen tanpa biaya atau dengan biaya minimal yang jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan membeli processor baru.
  • Sebatas hanya mencoba kemampuan komputer.
  • Mencoba mengetahui seberapa besar peningkatan yang diperoleh sebelum memutuskan untukuk mengganti processor dengan kecepatan yang lebih tinggi dan sama tipenya. Misalnya meng- overclock Pentium 75MHz ke 90MHz sebelum mengganti processor lama (Pentium 75MHz) dengan Pentium 90MHz yang sesungguhnya.
  • Memperpanjang usia pemakaian processor lama sebagai upaya menghemat biaya, sebelum membeli processor baru.
  • Memperpanjang usia pemakaian processor lama sambil menunggu jenis processor baru diluncurkan/diproduksi.
  • Yang terakhir adalah untukuk memperkirakan kemampuan processor yang akan diproduksi kemudian dalam versi kecepatan yang lebih tinggi, overclock processor dengan tujuan ini biasanya dilakukan dalam waktu singkat dan sangat ekstrim (peningkatan kecepatan sangat jauh). Overclock tersebut juga bertujuan untukuk mengetahui batas maksimal (margin) kemampuan suatu processor jika di- overclock . Kecepatan yang dicapai tentu saja dibatasi oleh kemampuan processor, motherboard dan komponen pendukungnya. Sebagai contoh adalah meng- overclock Pentium II 233MHz ke 333MHz (peningkatan 100MHz). Overclock ini banyak dilakukan oleh para user maupun hardware tester yang kemudian dipublikasikan di Internet.
Seperti telah disebutkan diatas overclocking dilakukan untukuk memperoleh peningkatan performa/kinerja sistem komputer secara keseluruhan dengan biaya minimal atau bahkan tanpa biaya sama sekali karena hanya memerlukan sedikit pengubahan konfigurasi pada motherboard agar sistem komputer dapat beroperasi lebih cepat. Pada kasus lain memerlukan beberapa komponen tambahan berupa pendingin untukuk mengatasi masalah panas.
a. Mengapa Processor Dapat Di-Overclock?
Harus ada alasan mengapa sebuah processor dapat di- overclock . Tentunya sebuah processor tidak sejak awal dirancang untukuk dapat di- overclock karena hal tersebut merugikan pabrik pembuatnya.
Penyebab processor dapat di- overclock adalah karena pabrik pembuat processor memberikan label produknya dengan kata “certified for” bukan “designed for”. Kondisi inilah yang memungkinkan overclocking dilakukan pada processor. “Certified for” menyatakan kemampuan processor untukuk beroperasi pada kecepatan tersebut, sedangkan “designed for” menyatakan pengkhususan kecepatan processor hanya untukuk kecepatan tersebut.
Sebagai contoh: sebuah processor Intel Pentium yang oleh pabrik dinyatakan “c ertified for” 166MHz, berarti processor tersebut terbukti dan diakui mampu beroperasi pada kecepatan 166MHz, sedangkan bila oleh pabrik processor Intel Pentium dinyatakan “designed for” 166MHz maka processor tersebut dibuat untukuk beroperasi hanya pada kecepatan 166MHz saja.
Standar kualitas yang tinggi diutamakan oleh pabrik sebelum produknya dilepas, ini disebabkan oleh persaingan yang ketat antar pabrik pembuat processor PC, selain itu dengan memproduksi processor berkualitas tinggi akan menimbulkan yang baik terhadap pabrik tersebut.
Terkadang processor tersebut dibuat pada die yang sama dengan die processor lain pada kelasnya yang memiliki kecepatan lebih tinggi.
Sebagai keterangan tambahan perlu dijelaskan bahwa tidak tiap pabrik processor melakukan hal seperti yang akan dijelaskan berikut. Lebih spesifik penjelasan berikut didasarkan pada kenyataan yang terjadi pada pabrik processor Intel. Pabrik selalu membuat desain processor untukuk mampu beroperasi pada kecepatan tertinggi, setelah selesai dibuat tiap-tiap processor dites untukuk melihat apakah processor tersebut beroperasi dengan baik pada kecepatan spesifikasi awal yang diberikan. Jika processor tersebut menunjukkan indikasi tidak beroperasi pada 100% kecepatannya, maka processor tersebut dites ulang dengan kecepatan yang lebih rendah, demikian seterusnya sampai processor tersebut lolos tes. Processor tersebut kemudian diberi tanda/label sesuai kecepatan hasil tes yang berhasil dilalui. Dipercaya bahwa ketika pabrik melakukan tes processor mereka memberi label processor pada 1 tingkat kecepatan yang lebih rendah daripada hasil tes yang dilalui, hal ini dilakukan untukuk lebih menjamin kehandalan kerja processor. Sebagai contoh sebuah processor yang lolos tes pada kecepatan 200 MHz akan diberi label 166 MHz. Artinya sebuah processor 166 MHz pada komputer telah disertifikasi ( “certified for” ) oleh pabrik mampu untukuk beroperasi pada kecepatan 166 MHz, bahkan pada kondisi yang sangat ekstrim. Kondisi ekstrim yang dimaksud adalah temperatur atau suhu yang tinggi (diatas 60° C), jangkauan perubahan tegangan yang lebar (tidak stabilnya arus listrik sumber), penggunaan operasional secara terus-menerus (beberapa tahun non-stop), dan cara pemakaian lain yang berat.
Proses memaksa komponen processor untukuk bekerja pada kecepatan yang lebih tinggi dari tingkat yang diberikan oleh pabrik kemudian dikenal dengan istilah ” overclocking“. Berdasarkan keterangan diatas maka disarankan untukuk meng- overclock kecepatan processor satu tingkat lebih tinggi karena ini sama saja mengembalikan kecepatan processor pada kecepatan sesuai dengan hasil tes yang dilaluinya (hanya berlaku untukuk processor Intel), dalam batas itulah overclocking dianggap aman.
Sebelumnya perlu ditekankan bahwa tidak setiap sistem atau konfigurasi komputer mampu beroperasi lebih cepat dari sebelumnya dengan overclocking . Penyebabnya adalah karena sistem tersebut telah dimaksimalkan sebelumnya oleh pabrik atau toko penjual komputer agar dapat bersaing. Pabrik/toko tersebut biasanya menggunakan motherboard, memori, power supply yang berkualitas rendah sehingga bisa menekan harga penjualan. Berarti pada komputer tersebut sangat sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan overclocking . Jika dipaksakan dimungkinkan kerja sistem komputer akan terganggu atau terjadi kerusakan permanen. Selain itu overclocking tidak disarankan untukuk dilakukan pada komputer/PC built-up rakitan pabrik. Mengapa? Pabrik perakit PC Built-up memiliki desain komponen seperti motherboard, memori, vga, monitor tersendiri maka komponen-komponen tersebut juga didesain khusus untukuk masing-masing tipe-tipe processor yang digunakan, komponen-komponen dalam PC diberi label/segel khusus untukuk memastikan PC tersebut tidak ‘diutak-atik’ oleh user atau pihak lain. PC Built-up juga jarang menyertakan buku manual motherboard dan komponen-komponennya yang spesifik bagi pembeli. Buku manual sangat diperlukan untukuk melakukan overclocking . Tanpa buku overclocking yang dilakukan adalah dengan cara ‘coba-coba’ yang sangat beresiko, selain itu garansi yang diberikan oleh pabrik akan hilang jika label/segel resmi yang diberikan rusak.
Yang banyak dipercaya saat ini adalah overclocking itu tidak aman, tetapi sekali lagi dengan mengetahui teknik yang benar dan melakukan berbagai pencegahan maka terbuka kesempatan untukuk melakukan overclocking tanpa “membakar” processor yang digunakan.
b. Bagaimana Melakukan Overclock?
Melakukan overclock sebenarnya melakukan setup kecepatan clock CPU pada BIOS. Bila processor dengan kecepatan 1.6Ghz dengan bus 100Mhz, artinya processor bekerja pada kecepatan 16X100Mhz akan menghasilkan kecepatan processor 1600Mhz atau 1.6GHz. Dengan merubah bus pada option BIOS misalnya dari 100Mhz menjadi 133Mhz maka computer akan bekerja dengan kecepatan 2.1GHZ atau 16X133Mhz dengan hasil 2.1Ghz atau 2.128Mhz. Apakah sedemikian mudah melakukan overclock. Betul, hanya dengan cara inilah computer dapat dipacu dan sedemikian mudahnya seseorang melakukan overclocking.
c. Berapa Mahal Dari Biaya Overclock?
Biaya overclock bisa bervariasi. Bila anda melakukan overclock sebuah computer yang tidak terlalu tinggi, misalnya dengan mempercepat laju processor menjadi 10% atau 20% lebih cepat. Mungkin anda tidak memerlukan biaya tambahan. Perubahan hanya dilakukan pada BIOS saja.
Contoh anda mengunakan procesor 1.6Ghz, lalu memacu menjadi 2.1Ghz. Dengan heatsink standard, pada kecepatan tersebut masih diposisikan aman bagi computer dan dapat dilakukan dengan mudah.
Tetapi bila dilakukan overclock cukup tinggi, misalnya diatas 25%, umumnya akan muncul kendala terjadi pada panas processor. Karena disain heatsink standard sebagai pendingin processor dibuat terbatas untuk kecepatan tertentu. Kendala pada panas processor dapat diperbaiki dengan menganti heatsink non standard. Dengan heatsink non standard maka processor terhindar dari hang atau malfunction karena terlalu panas bekerja. Atau dibantu pada sirkulasi udara didalam untuk memperbaiki sistem pendingin computer.
Kenapa panas menjadi momok dari kegiatan overclock. Dengan peningkatan kecepatan, dampak akan membuat processor menjadi panas.
Lalu dimana tingkat kemahalan dari kegiatan overclock. Bila anda melakukan overclock pada processor saja, tanpa memperbaiki perangkat lainnya. Hal ini dapat dikatakan murah. Tetapi bila anda berkeinginan mengoptimalkan seluruh perangkat yang ada, termasuk memory, mainboard premium, VGA top-end, power supply, pendingin bahkan case yang khusus di disain untuk overclocking. Disitulah nilai mahal yang harus disediakan. Karena perangkat khusus yang disediakan memang memiliki kelebihan tersendiri.
Memiliki sebuah computer dengan tingkat hardware paling optimal hampir sama seperti membeli sebuah PC dengan harga 2 buah PC. Contoh saja, dahulu ada seorang pemula menginginkan pendingin yang baik bagi computer karena telah dioverclock. Untuk menghemat dia membeli fan berkecepatan 7.200RPM 80mm akan lebih murah dibandingkan membeli heatsink bagus tetapi lebih mahal. Beberapa hari kemudian, dia kembali menganti heatsink 7.200RPM dengan heatsink baru. Dikatakan , ketika fan dipasangkan didalam case ternyata malah membuat seluruh meja kerjanya ikut bergetar.
d. Apa Yang Perlu Di Lakukan Untuk Melakukan Overclock?
Mudah untuk membuat processor agar dapat dioverclock, tetapi dampaknya cukup luas bagi hardware lain. Bila berbicara pada computer yang ada saat ini, melakukan overclock akan berdampak bagi hardware seperti sistem I/O, VGA dan lainnya.
Mengoverclock sebuah processor beberapa MHz juga akan memacu kinerja bagian lain seperti memory, PCIe, PCI dan AGP clock. Artinya bila procesor dengan kecepatan bus 100MHz dipacu menjadi 120MHz (20%), maka kecepatan clock hardware lain juga meningkat. Demikian juga kecepatan memory akan dipacu mengikuti kecepatan processor yaitu sekitar 20%.
Banyak kesalahan terjadi bagi pemula karena tidak terlalu mengenal perhitungan, kemampuan serta batasan dari hardware. Untuk itu kita bagi dari masing masing hardware yang terkait satu sama lain karena secara langsung akan terkena dampak ketika processor dipacu diatas standard.
e. Dengan Memacu Overclock Pada Processor Terdapat 3 Hal Penting
1. Processor memiliki batas kecepatan tertentu, semakin tinggi maka semakin panas dan tidak stabil. Menghadapi panas hanya dapat dihadapi dengan sistem pendingin yang baik. Menganti pendingin jenis tertentu akan menjaga keberhasilan ketika melakukan overclock.
2. Semakin tinggi multiplier sebuah processor akan semakin tidak stabil. Umumnya mereka yang ingin melakukan overclock mengambil inisiatif dengan jalan membeli processor bermultiplier rendah. Dengan multiplier rendah, maka kecepatan processor memiliki persentas lebih tinggi plus lebih murah. Misalnya anda mengunakan processor 2.4Ghz dengan multiplier 12 X 200Mhz akan mudah dipacu menjadi 3Gz dengan bus 250Mhz dann terjadi peningkatan 25%. Dibandingkan anda mengunakan processor 3GHz dengan bus 200Mhz dan multiplier 15 X 200Mhz yang mengharuskan bekerja pada 3.75Ghz dengan bus 250Mhz akan sulit untuk stabil bekerja
3. Daya power untuk processor. Kita mengenal dengan overvoltage. Dengan menambahkan voltage bagi processor akan menjaga kestabilan computer. Bila overclock dilakukan pada batas wajar, overvoltage jarang dilakukan. Tetapi pada overclock yang cukup extreme, overvoltage umumnya menjadi pilihan terakhir yang diambil. Dampaknya kembali kepada point pertama yaitu semakin panasnya processor. Mengapa overvoltage dilakukan. Semakin cepat processor bekerja, semakin besar daya atau power yang dibutuhkan. Dengan menambah supply power bagi processor dengan peningkatan voltage atau overvoltage akan memberikan power yang cukup ketika processor bekerja diatas kecepatan standard. Untuk meningkatkan daya bagi procesor, pada BIOS setup terdapat option Vcore. Angka Vcore inilah yang dimainkan agar processor menjadi lebih stabil
f. Beberapa bagian yang sering menyebabkan kegagalan karena overclock
1. Memory umumnya paling dominan. Ketika overclock terjadi, bagian memory harus mengimbangi kecepatan processor.
2. Panas yang berlebihan terjadi pada processor bila mengunakan heatsink standard
3. Kekurangan daya pada processor karena mainboard atau power supply yang tidak memadai
4. Kemampuan mainboard yang tidak menunjang, atau tidak di disain untuk overclocking
5. Kemampuan perangkat hardware lain tidak mampu bekerja pada kecepatan overclock
Overclocking mempunyai resiko yang dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem komputer karena mencoba untukuk mengoperasikan sistem komputer lebih cepat dari spesifikasinya. Kerusakan ini dapat berupa kerusakan pada komponen atau data corruption. Jika belum pernah mengetahui atau mengalami sebelumnya, lakukan backup data-data penting terlebih dahulu atau agar data-data tersebut aman. Lebih baik lagi jika percobaan overclocking dilakukan dengan menggunakan hardisk cadangan yang tidak berisi data-data penting.
Processor dapat rusak sehingga disebut mengalami electromigration . Electromigration terjadi pada chip silikon processor dalam area yang beroperasi pada suhu yang sangat tinggi, electromigration dapat menyebabkan kerusakan permanen pada processor. Electromigration tidak secara langsung merusak processor, electromigration adalah proses yang lama, sehingga dapat juga dikatakan electromigration memperpendek usia pakai processor. Dimisalkan usia normal sebuah processor kurang lebih adalah 20 tahun kerja. Tetapi dengan perubahan teknologi yang sangat cepat, maka sebelum 10 tahun dapat dipastikan user telah mengupgrade atau bahkan membeli komputer baru.
Jika ingin terhindar dari electromigration maka satu hal yang penting untukuk dilakukan adalah menjaga suhu processor agar tetap berada pada suhu operasi yang normal. Cara yang dapat diterapkan antara lain adalah dengan menggunakan pendingin heatsink dan fan yang baik, jika tingkat overclock yang dilakukan cukup tinggi maka sebaiknya menggunakan heatsink dan fan yang lebih besar, atau menggunakan peltier cooler , menggunakan thermal grease, dan membuat sirkulasi udara yang baik pada casing CPU.
Ada kemungkinan munculnya masalah yang tidak terlihat sebelum akhirnya terlambat diketahui. Sebuah contoh adalah ketika proses perhitungan 2+2 menghasilkan 5, keadaan ini menunjukkan processor sudah rusak. Karena itu, tidak disarankan untukuk melakukan overclocking pada lingkungan kerja yang penting (database & programming).
Resiko sistem komputer mengalami crash atau hang semakin tinggi ketika processor di- overclock . Tidak seorangpun ingin sistem komputernya crash atau hang, apalagi bagi pada lingkungan profesional bisnis, mencegah sistem crash atau hang sangatlah penting.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Overclocking bukan cara yang terbaik untukuk mendapatkan peningkatan kecepatan kerja sistem komputer, karena cara termudah adalah membeli dan mengganti processor dengan yang baru atau menggunakan processor overdrive.
Overclocking akan memperpendek usia kerja processor, seberapa lama tidak diketahui, tetapi itu semua tergantung pada sejauh mana overclocking itu dilakukan.
2. SARAN
Dengan artikel diatas, diharapkan pembaca sudah mengenal lebih jauh tentang hardware khususnya untuk pemakaian overclocking. Diharapkan juga anda tidak menganggap bahwa overclock adalah sebuah kegiatan gila yang beresiko. Siapapun dapat membuat sebuah computer lebih cepat dari standard. Overclock bukanlah kegiatan untuk merusak hardware, tetapi hanya meningkatkan performa computer agar bekerja lebih baik.
Jika ingin melakukan overclock, lakukanlah pada saat bila diperlukan dan kembalikan ke kondisi default saat tidak diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA

0 komentar:

Posting Komentar